Selasa, 16 Oktober 2018

Perzinaan di Negara-Negara Ini Dilegalkan, Kiamat Makin Dekat, Segera Persiapkan Ini


Tanda-tanda hari kiamat semakin nampak, salah satunya perzinaan di berbagai negara dilegalkan. Sekarang perzinaan bukan lagi dinggap sebagai pelanggaran hukum bahkan sudah menjadi kebiasaan.
Pengadilan tinggi di India memutuskan bahwa perzinaan bukan kejahatan, dan menghapus hukum era kolonial berusia 158 tahun yang memperlakukan perempuan sebagai hak milik pria. Sebelumnya, pria manapun yang berhubungan seks dengan perempuan yang menikah, tanpa izin suaminya, telah melakukan kejahatan.
Seperti yang dikutip dari Tribunnews.com, seorang pengaju petisi yang tidak setuju dengan hukum itu menyatakan bahwa aturan tersebut tak berdasar dan mendiskriminasi baik laki-laki maupun perempuan. Tak jelas berapa banyak pria yang telah dituntut dengan menggunakan hukum tersebut karena tak ada data yang tersedia.
Ini adalah undang-undang era kolonial kedua yang dihapus oleh Mahkamah Agung India bulan ini. Sebelumnya MA menghapus undang-undang berusia 157 tahun yang menganggap hubungan seks sesama jenis di India sebagai tindak kriminal.
Saat membacakan putusan soal zina ini, Hakim Ketua Dipak Misra mengatakan bahwa meski tindakan itu bisa menjadi dasar tuntutan hukum bagi kasus sipil seperti perceraian, namun perzinahan "tidak bisa dianggap tindak kriminal".
Siapa yang mengajukan penentangan terhadap undang-undang itu?
Agustus lalu, Joseph Shine, seorang pebisnis India berusia 41 tahun yang tinggal di Italia, mengajukan petisi ke Mahkamah Agung untuk menghapus undang-undang tersebut. Dia menyatakan bahwa mendiskriminasi laki-laki karena menganggap mereka bertanggungjawab dalam hubungan di luar nikah, sementara perempuan diperlakukan seperti objek.
"Perempuan bersuami bukanlah perkecualian dalam kasus penuntutan kasus perzinaan. Posisi mereka tidak berbeda dari pria," kata petisinya. Hukum itu, kata Shine, juga secara tak langsung mendiskriminasi perempuan dengan berasumsi secara salah bahwa perempuan adalah milik pria.
Dalam petisi sepanjang 45 halaman, Shine mengutip pernyataan penyair Amerika Ralph Waldo Emerson, aktivis hak perempuan Mary Wollstonecraft dan mantan Sekjen PBB Kofi Annan soal persamaan gender dan hak perempuan.nMeski begitu, partai berkuasa India, BJP menolak petisi tersebut dan berkeras bahwa perzinahan tetap menjadi kejahatan kriminal.
"Meringankan hukum perzinaan akan berdampak pada kesucian pernikahan. Melegalkan perzinaan akan melukai ikatan pernikahan," kata seorang pembela hukum yang mewakili pemerintah dan menambahkan bahwa nilai-nilai India memberi makna penting pada institusi dan kesucian pernikahan.
Apa isi undang-undang tersebut?
Hukum itu menyebut bahwa perempuan tidak bisa dihukum sebagai penghasut, tapi laki-laki dianggap sebagai penggoda. Hukum ini juga tidak membolehkan perempuan untuk melaporkan suaminya yang selingkuh. Seorang pria yang dituduh selingkuh bisa dipenjara paling lama lima tahun, dipaksa membayar denda, atau keduanya.
Dan meski tak ada informasi jelas soal berapa banyak orang yang dihukum menggunakan aturan ini, Kaleeswaram Raj, pengacara dari pihak pengaju petisi mengatakan bahwa aturan hukum itu "kadang disalahgunakan" oleh para suami dalam pertikaian pernikahan seperti perceraian atau kasus-kasus sipil yang terkait para istri menerima ganti rugi.
"Para suami sering mengajukan tuntutan kriminal terhadap terduga pria atau pria imajiner yang mereka tuduh berhubungan intim dengan istri-istri mereka. Tuntutan ini tak akan pernah bisa dibuktikan, tapi kemudian mencemari reputasi istri mereka yang diceraikan," katanya pada BBC.
Di mana lagi perzinaan dianggap kejahatan kriminal?
Indonesia termasuk negara yang mengkriminalkan perzinaan dan tengah menyusun RUU yang melarang semua hubungan seks atas dasar suka sama suka di luar pernikahan. Perzinaan dianggap melanggar hukum di 21 negara bagian Amerika, termasuk New York, meski survei menunjukkan bahwa sebagian besar orang Amerika tak setuju dengan perzinaan, namun mereka tak menganggap itu sebagai kejahatan.
Perzinaan juga dilarang di bawah hukum Islam, maka di negara-negara Islam seperti Iran, Arab Saudi, Afghanistan, Pakistan, Bangladesh dan Somalia, perzinahan dianggap sebagai tindak kriminal.
Taiwan menghukum perzinahan dengan hukuman penjara selama paling lama satu tahun. Pada 2015, Mahkamah Agung Korea Selatan menghapus hukum serupa yang menyatakan pria bisa dihukum sampai dua tahun atas hubungan perzinaan. Lebih dari 60 negara telah menghapus aturan hukum yang menyebut perzinahan sebagai tindak kriminal, menurut pengacara India Kaleeswaram Raj.
Hal-hal penting yang harus dipersiapkan untuk menghadapi akhir zaman
Setelah mengetahui berbagai hal buruk yang akan terjadi di akhir zaman, lantas apa sajakah persiapan yang sudah kita lakukan untuk menyambutnya? Apakah harta melimpah saja cukup untuk kita bisa bertahan di zaman yang semakin berat dan sulit kelak.
Masa di mana kezaliman dan berbagai kemungkaran merajalela, yang kaya semakin kaya dan yang miskin makin tertindas sehingga demi mempertahankan hidupnya, seseorang akan mudah sekali melakukan perampokan hingga pembunuhan. Namun lagi-lagi, hal itu sudah dijelaskan secara gambling pada hadits Nabi yang artinya:
Dari Abdullah bin Mas’ud dan Abu Musa Al-Asy’ari bahwasannya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menjelang terjadinya kiamat akan ada hari-hari di mana kebodohan menjadi-jadi, ilmu syariat diangkat dan terjadi banyak harj. Harj adalah pembunuhan.” (HR. Bukhari)
Lalu, apakah persiapan yang harus segera kita lakukan sekarang?
Persiapan pertama yang wajib Anda miliki sekarang ini adalah Ilmu dan Iman. Ilmu yang harus Anda pelajari tentulah tentang seluk beluk fitnah akhir zaman. Bisa dibayangkan, bagaimana kita bisa menghadapi dengan tegar berbagai ujian dan cobaan akhir zaman jika kita tidak memiliki ilmunya.
Jangan sampai kita terombang-ambing oleh keadaan yang makin tak menentu di akhir zaman. Nah, berikut ini ilmu yang harus kita pelajari untuk menyambut akhir zaman, yakni:
1. Ilmu Aqidah dan tauhid yang benar sesuai dengan generasi salafus shalih atau generasi orang-orang terdahulu, yaitu Rasulullah, para sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Hanya dengan iman dan tauhid yang lurus itulah kita akan terselamatkan dari fitnah dajjal. Ketika iman dan tauhid kita masih bengkok, maka kita tidak akan selamat dari fitnah akhir zaman.
2. Pahami karakteristisk musuh-musuh islam dan pastikan kita tidal termasuk diantara mereka.
3. Wajib memahami karakteristik firqatun naajiyah dan pastikan kita termasuk dalam kriterianya.
Persiapan kedua, adalah persiapan materi. Materi memang tidak terlalu penting, namun tidak ada salahnya jika kita mulai mempersiapkannya, karena dengan materi kita bisa meningkatkan amal.
Bicara tentang materi, ternyata pada fase keempat nanti, kita akan melalui zaman tanpa teknologi sehingga hidup akan semakin sulit karena gelap tanpa listrik dan krisis makanan yang diakibatkan Dukhan. Oleh karena itu, yang bisa kita siapkan dari sekarang ini adalah:
1. Menanam pohon kurma
Rasulullah menganjurkan kita untuk menanam pohon kurma dan menyimpan stok kurma yang masih ada tangkainya sebanyak-banyaknya di rumah-rumah kita. Kenapa harus kurma? Karena pohon kurma merupakan tanaman yang akan bertahan hidup menski terjadi dukhan. Sementara itu hampir semua tanaman mati.
“Sekiranya hari kiamat hendak terjadi, sedangkan di tangan salah seorang di antara kalian ada bibit kurma maka apabila dia mampu menanamnya sebelum terjadinya kiamat maka hendaklah dia menanamnya.” (HR. Imam Ahmad)
2. Membuat sumur-sumur manual di rumah
Matinya teknologi membuat pompa air dan segala peralatan berbau teknologi tidak bisa berfungsi. Untuk itu, disarankan membuat sumur-sumur manual agar kita tidak mengalami kesulitan air.
3. Menyiapkan dinar dan dirham
Runtuhnya system perbankan akan membuat uang kertas tidak akan berfungsi lagi dan kita akan kembali menggunakan dinar dan dirham. Oleh karena itu, tidka ada salahnya mulai mengemaskan uang kertas kita.
“Akan datang suatu jaman kepada manusia. Barangsiapa yang tidak mempunyai uang kuning (Dinar) dan juga uang putih (Dirham), maka tidak akan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan.” (HR. Ath-Thabrani)
“Akan datang kepada manusia, suatu masa yang mana tidak bermanfaat di masa itu kecuali Dinar dan Dirham.” (HR. Ahmad)
4. Menyiapkan alat-alat rumah tangga manual
Seperti dijelaskan diatas, matinya teknologi membuat kita hidup sebagaimana orang dahulu, maka itu siapkan alat-alat rumah tangga manual, seperti : Kompor manual, korek api, lilin, lampu tempel, minyak tanah.
5. Menyiapkan alat-alat surviver manual
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak, yang jelas kita harus mempersiapkan alat-alat survival manual, seperti : berbagai macam tali dan tenda.
6. Masker dan kacamata renang
Bencana Dukhan merupakan bencana dengan asap hitam yang tebal dan pekat. Oleh karena itu, pastikan kita mempersiapkan alat-alat untuk melindungi tubuh dari paparan zat-zat berbahaya.
7. Senjata manual dan baju anti senjata tajam
Banyaknya kejahatan di masa itu, sehingga kita wajib menyediakan senjata manual dan juga baju anti senjata tajam untuk melindungi diri.
8. Alat thibbun nabawi
Pengobatan manual juga dibutuhkan, karena tidak adalagi rumah sakit yang beroperasi sehingga kita wajib menguasai pengobatan thibbun nabawi, seperti bekam dan semacamnya.
Semoga kita sebagai umat muslim terhindar dari fitnah kejamnya dunia, begitu pula terhindar dari segala yang menjerumuskan menuju kesesatan. 

Jangan Biarkan Istri Anda Tidak Berhijab! Ini Azabnya



Seorang suami memiliki tanggung jawab yang sangat besar kepada istri dan anaknya. Sebab, segala hal yang dilakukan oleh mereka suatu saat akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Salah satunya yaitu apabila membiarkan istrinya berkeliaran tidak berhijab, perbuatannya itu disebut diyatsah.
Suami yang berbuat demikian maka tidak akan dilihat Allah pada hari kiamat. Sebab, dia adalah termasuk kaum pria yang tidak punya rasa cemburu terhadap istrinya (dayuts).
Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Ada tiga orang yang tidak akan dilihat Allah pada hari kiamat: orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, wanita yang meniru gaya laki-laki, dan dayuts” (HR. An Nasa’i dan Ahmad).
Lalu bagaimana bentuk perbuatan diyatsah atau sikap laki-laki dayyuts di zaman modern?. Berikut ini contoh dan tingkatannya:
Membiarkan Istrinya Tidak Menutup Aurat Menutup aurat adalah wajib. Tidak ada satu pun ulama yang mengingkari kewajiban menutup aurat. Sedangkan aurat wanita menurut jumhur ulama adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Persis sama dengan yang wajib ditutup saat salat.
Termasuk aurat adalah rambut. Maka menutup rambut dengan kerudung, jilbab atau apapun namanya adalah wajib bagi muslimah.
Jika ada laki-laki yang membiarkan istriya tidak berjilbab, tidak menutup aurat, maka ia termasuk berbuat diyatsah.
Ada pula laki-laki yang membiarkan istrinya bukan hanya tidak berjilbab, tetapi juga membuka sebagian anggota tubuhnya dengan memakai t-shirt, tank top, rok pendek, hot pan, dan sejenisnya.
Yang membuka banyak aurat dan memancing syahwat laki-laki. Laki-laki seperti ini, ia semakin dekat dengan status dayyuts.
Menyuruh Istrinya Membuka Aurat Membiarkan istri membuka aurat adalah perbuatan diyatsah. Laki-laki yang membiarkan istrinya tidak berjilbab berarti telah berbuat diyatsah.
Apalagi jika laki-laki itu malah menyuruh istrinya melepas jilbab, berarti ia semakin dekat dengan dayyuts.
Tingkatan yang lebih parah, jika laki-laki menyuruh istrinya memakai pakaian yang memperlihatkan lebih banyak auratnya hingga semakin memancing syahwat laki-laki lain.
Membiarkan Istrinya Pamer Aurat di Internet Atau di Media Sosial Jika membiarkan istri membuka aurat di sekitar rumah, maka yang melihat adalah tetangga dan orang-orang terbatas di sekitarnya.
Tetapi begitu seorang wanita membuka auratnya dan dipamerkan di internet atau media sosial, maka seluruh dunia bisa menikmatinya.
Maka laki-laki yang membiarkan istrinya berbuat demikian, maka dia termasuk laki-laki dayyuts. Tidakkah ia cemburu dengan istrinya yang auratnya dipelototi jutaan orang?.
Membiarkan Istrinya Ikhtilath Termasuk bentuk sikap laki-laki dayyuts di zaman modern adalah membiarkan istrinya melakukan ikhtilath dan tidak timbul kecemburuan sama sekali di hatinya, tidak pula ia mencoba melarang dan menasehatinya.
Umumnya, ini terjadi pada wanita yang telah membuka aurat kemudian bergabung dengan komunitas-komunitas antar-jenis baik karena ikatan hobi atau pertemanan.
Cirinya, pada komunitas itu hubungan laki-laki dan perempuan tidak dijaga dengan baik sehingga memungkinkan saling pandang, saling mencandai, hingga bersentuhan fisik dan cipika-cipiki.
Mengeksploitasi Istrinya Ada pula yang karena motif ekonomi, laki-laki mengeksploitasi istrinya melakukan pekerjaan yang membuatnya membuka aurat, melakukan ikhtilath dan memancing syahwat.
Misalnya menyuruh istrinya menjadi penyanyi dan penari. Sehingga istrinya menghibur laki-laki lain, bergoyang di depan umum, dan sejenisnya.
Membiarkan Istrinya (Mendekati) Zina Yang paling parah dari tingkatan dayyuts adalah laki-laki yang membiarkan istrinya berzina. Mungkin tidak secara langsung membiarkannya berzina di depan mata.
Tetapi dengan cara membiarkan istrinya bebas bergaul dengan laki-laki lain, mojok, dugem, pergi ke tempat-tempat maksiat dan sebagainya yang kemudian menjadi sarana dan ‘jalan’ bagi istrinya berbuat zina. Na’udzu billah.
Semoga Anda dijauhkan oleh Allah dari perbuatan diyatsah dan dari status laki-laki dayyuts. Wallahu A’lam.

Tiga Cara Mendatangkan Hujan Dalam Islam


Hujan sangat berarti bagi manusia. Bisa dibayangkan betapa panasnya suatu wilayah bila tidak pernah hujan sama sekali. Karena itu, bila musim kemarau dan paceklik tiba itu bisa tidak menguntungkan bagi manusia, terutama orang yang profesinya sebagai petani.
Dikarenakan manusia membutuhkan hujan, Islam memberi solusi alternatif bila daerah yang kita tempati tidak pernah disirami air hujan setelah waktu yang cukup lama.
Syekh Nawawi Banten dalam Nihayatuz Zein menjelaskan tiga cara yang bisa dilakukan bila hujan tidak turun. Tujuan dari ketiga cara tersebut adalah untuk memohon kepada Allah agar segera menurunkan hujan.
Ketiga cara tersebut adalah:
والاستسقاء ثلاثة أنواع: أدناها أن يكون بالدعاء مطلقا فرادى ومجتمعين وأوسطها يكون بالدعاء خلف الصلوات فرضها ونفلها وفي خطبة الجمعة وخطبة العيدين ونحو ذلك، وأكملها يكون بالصلاة على الوجه الآتي
Artinya, “Istisqa (minta hujan) ada tiga cara. Cara paling mudah adalah dengan doa sendirian atau berjamaah; cara paling menengah adalah dengan berdoa (minta hujan) setelah shalat fardhu atau shalat sunnah, bisa juga dilakukan pada saat khutbah Jum’at, khutbah hari raya, dan lain-lain; paling baik adalah dengan melakukan shalat (istisqa’) sebagaimana nanti dijelaskan.”
Ada tiga cara yang bisa kita lakukan untuk meminja turunnya hujan kepada Allah SWT. Cara pertama adalah dengan berdoa. Berdoa minta hujan bisa dilakukan kapan dan di mana pun, baik dilakukan sendirian atau secara berjamaah.
Cara kedua adalah berdoa secara khusus setelah shalat wajib atau sunnah. Misalnya setelah shalat lima waktu kita berdoa kepada Allah agar diturunkan hujan. Doa secara khusus ini bisa juga dilakukan pada saat khutbah Jumat, khutbah Idul Fitri dan Idul Adha.
Terakhir, cara yang paling baik adalah berdoa meminta hujan dengan melakukan shalat istisqa’. Shalat istisqa berati shalat yang dilakukan untuk meminta hujan.
Pelaksanaan shalatnya mirip dengan shalat hari raya, yaitu shalat dua rakaat terlebih dahulu, setelah itu baru khutbah. Ketika shalat istisqa, kita dianjurkan membawa seluruh keluarga, bahkan hewan ternak, untuk sama-sama berdoa kepada Allah. Wallahu a'lam.

Said Ramadhan al-Buthi, al-Ghazali Modern dari Suriah



Namanya Said Ramadhan al-Buthi, namanya akan selalu dikenang oleh para pembelajar muslim di penjuru dunia.
Siapa yang tidak mengenal ulama satu ini, beliau adalah ulama besar Islam dari Suriah yang paling getol membela paham Ahlussunnah wal Jama’ah dari serangan para kelompok yang mengklaim dirinya sebagai muslim sejati.
Di saat tradisi-tradisi seperti Maulid Nabi, dzikir dan amalan Aswaja lainnya dikiritik oleh kelompok yang mengklaim dirinya sebagai muslim sejati, Syekh Al-Buthi hadir dan meng-counter pemikiran-pemikiran yang menyesatkan amalan para pengikut Aswaja.
Beliau bernama lengkap Muhammad Said Ramadhan al-Buthi bin Mulla Ramadhan bin Umar al-Buthi, lahir di Buthan (Turki) pada tahun 1347 H/1929 M. Beliau lahir dari keluarga yang religius, ayah beliau Syekh Mulla Ramadhan merupakan seorang ulama besar di Turki. Namun usai peristiwa kudeta Kemal Attatruk dan sekularisasi Turki, Syekh Al-Buthi kecil dibawa oleh ayahnya ke Suriah.
Read More
Perjalanan intelektualnya dimulai dengan belajar agama kepada sang ayah, yaitu dengan belajar aqidah, kemudian SirahNabi, dan ilmu alat.
Pada usia 4 tahun, Syekh Al-Buthi sudah mampu menghafal kitab Alfiyah yang jumlah baitnya terdapat 1002 bait, dan juga menghafal Nadzam Ghayah wa al-Taqrib.
Selain itu, Syekh Al-Buthi juga menempuh pendidikan di Ma’had at-Taujih al-Islamy Damaskus, di bawah bimbingan Syekh Hasan Habanakah dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1953 M.
Ayahnya dan Syekh Habahanakah, adalah guru yang sangat berpengaruh dalam kehidupan Syekh Al-Buthi. Dari Syekh Habanakah, Syekh Al-Buthi mengambil pelajaran terkait sikap seorang ulama terhadap penguasa.
Suatu ketika Syekh Habanakah diajak oleh para ulama untuk melakukan gerakan melawan pemerintah, namun Syekh Habanakah menolaknya, karena tidak jelas siapa yang menggerakkanya. Hal itulah yang kemudian diambil dan dicontoh oleh Syekh Al-Buthi.
Pada tahun 1954 M, Syekh Al-Buthi melanjutkan belajarnya ke Universitas Al-Azhar dengan spesialisasi ilmu syariah, hingga beliau memperoleh gelar doctor dari Universitas Al-Azhar. Bahkan disertasinya yang berjudul “Dlawabit al-Maslahah fi Asy-Syaria’ah al-Islamiyyah”, mendapatkan rekomendasi dari Universitas Al-Azhar sebagai karya tulis yang layak dipublikasikan.
Syekh Al-Buthi adalah sosok ulama yang multidisipliner, yaitu ulama yang mampu memecahkan masalah dengan berbagai sudut pandang keilmuan, serta menguasai berbagai disiplin keilmuan dalam Islam. Jarang sekali ditemui ulama yang menguasai semua disiplin ilmu secara merata. Misalnya bila seseorang mahir dalam fikih, maka biasanya dalam bidang yang lain tidak begitu menonjol. Namun Syekh Al-Buthi termasuk ulama yang jarang itu, dan mengingatkan kita pada sosok Imam Al-Ghazali.
Dalam kehidupannya sehari-hari, Syekh Al-Buthi sibuk mengajar di Universitas Damaskus dan beberapa masjid seperti Masjid Tinkiz, Masjid Al-Imam dan Masjid Al-Umawi. Selain itu, beliau juga aktif mengikuti seminar dan konferensi tingkat dunia, baik sebagai narasumber ataupun lainnya.
Syekh Al-Buthi merupakan ulama yang produktif. Ia menulis banyak kitab dalam berbagai disiplin keilmuan. Tercatat karya-karya beliau mencapai 70 judul kitab. Selain itu, Syekh Al-Buthi juga mempunyai beberapa program di radio dan televisi sebagai sarana untuk menyebarkan ilmunya, seperti Dirasat Qur’aniyyah di stasiun TV Suriah, Hadza Huwa Jihad di stasiun TV Azhari dan lain sebagainya.
Ulama multidisipliner yang produktif ini adalah seorang sufi yang sekaligus menjadi pembela kebebasan dalam bermadzhab empat. Sebagai seorang ulama pembela Ahlussunnah wal Jama’ahdan penganut madzhab Syafi’i, Syekh Al-Buthi begitu gigih meluruskan berbagai macam kesesatan dan tuduhan sesat dari kalangan Salafi-Wahabi.
Bahkan Syekh Al-Buthi menulis kitab khusus yang membahas pemikiran yang dibawa oleh kelompok Salafi-Wahabi, yaitu As-Salafiyyah; Marhalah Zamaniyah Mubarakah la Madzhab Islami dan Al-Lamadzhabiyyah Akhtaru Bid’ah Tuhaddid Asy-Syari’ah Islamiyyah.
Selain itu, Syekh Al-Buthi juga memiliki pandangan politik yang agak berbeda dengan kelompok Ikhwanul Muslimin. Hal ini kemudian menjadi latar belakang ditulisnya sebuah kitab yang secara khusus membahas tentang jihad dalam Islam, yaitu Al-Jihad fil Islam; Kaifa Nafhamuhu? Wa Kaifa Numarisuhu? (Jihad dalam Islam; bagaimana kita memahami dan melaksanakannya). Kitab ini banyak mendapat kritikan dari beberapa kelompok Islam kanan.
Syekh Al-Buthi merupakan sosok ulama yang mempunyai gaya bahasa yang istimewa dan unik dalam menulis kitab-kitabnya. Gaya bahasa yang dibawa Syekh Al-Buthi banyak memasukkan unsur-unsur filsafat, manthiq, dan istilah-istilah intelek yang kadang sulit dipahami oleh kalangan awam.
Selain itu, tulisan yang ditulis oleh Syekh Al-Buthi bersifat proposional dengan tema yang diusungnya dan tidak melenceng dari akar permasalahanya, sekaligus kaya sumber rujukan, terutama sumber-sumber rujukan yang diambil oleh lawan debatnya.
Tulisan Syekh Al-Buthi dalam berbagai karyanya, menunjukkan bahwa beliau adalah sosok ulama yang kreatif. Beliau menulis sesuatu yang belum pernah ditulis dan dibahas oleh para ulama sebelumnya, sehingga semua yang beliau tulis berdasar pada bahasa hati, dan kejernihan pemikiran beliau dalam melihat berbagai permasalahan yang ada.
Syekh Al-Buthi meninggal dalam keadaan syahid, pada usia 84 tahun. Yaitu pada tanggal 21 Maret 2013 M/9 Jumadil Awal 1434 H., dalam sebuah tragedi bom bunuh diri yang terjadi di Masjid Al-Imam Damaskus, Suriah, tempat beliau mengajar. Bom bunuh diri tersebut terjadi di saat beliau sedang melakukan kajian rutin tafsir malam Jumat di masjid tersebut.
Beliau wafat dengan meninggalkan warisan intelektual melalui karya-karyanya yang mencapai 70 kitab. Di antara karya-karya beliau selain yang disebutkan di atas adalah al-Bidayat Bakurah A’mali Fikriyyah, Al-Madzhab at-Tauhidiyyah wa al-Falsafat al-Mu’ashiroh, Manhaj al-Hadlarah al-Insaniyyah fi Al-Qur’an, Qadhaya Fiqhiyyah Mu’ashirah, Al-Mar’atu Baina Tughyani an-Nizhami al-Gharbi wa Latha’ifu at-Tasyri’ ar-Rabbani, Al-Hikam al-Atha’iyyah Syarh wa Tahlil, dan lain sebagainya.
Wallahu A’lam.

Perbedaan Antara Opini dan Tafsir atas Alquran


Alquran itu seperti mentari yang menerangi isi penjuri bumi sekaligus dapat disaksikan milyaran mata makhluk hidup di dunia. Hanya saja tidak semua mata yang memandang memiliki kesamaan rupa, bentuk, dan persepsi tentang mentari. Tergantung dari sudut pandang mana mata melihatnya. Oleh sebab itulah dari masa Nabi dan sahabat sudah terjadi beda pendapat seputar Alquran apalagi sesudah berakhirnya masa generasi salaf. Hanya saja meskipun beda tetapi tetap ada benang merahnya.
Bentuk perbedaan sudut pandang Alquran diantaranya terdapat dalam model penafsiran. Ada model bil-matsur (berdasarkan riwayat), model bil-ma’qul (berdasarkan nalar), model konvergensi yang memadukan bil-matsur dengan bil-ma’qul, dan lain sebagainya. Nah, di luar dari model-model penafsiran itu ada yang saya sebut “opini Alquran”.
Disebut opini sebab pemaparannya tidak menggunakan metode tafsir secara umum. Opini Alquran biasanya disampaikan untuk menyerang orang lain yang tak sepaham atau untuk mengait-ngaitkan peristiwa khusus yang tidak menjadi substansi makna ayat. Di antara contoh opini Alquran dapat diperhatikan dalam penggunaan ayat-ayat tentang kebencanaan untuk menjustifikasi bencana gempa bumi atau tsunami yang melanda kawasan Indonesia yang sekarang masif di media sosmed.
Ciri mendasar yang membedakan tafsir dengan opini Alquran adalah:
  • Opini Alquran tidak menyebutkan sumber tafsir Alquran dan semata-mata hanya menarasikan terjemahan Alquran. Opini Alquran tidak sama dengan tafsir bil-ma’qulyang tetap konsisten menggunakan pendekatan hermeneutika al-Quran.
  • Opini Alquran tidak menggunakan metode khusus, sebagaimana lazim digunakan ahli tafsir dengan metode pendekatan yang digunakan. Bisa jadi orang awam memahaminya sebagai tafsir, tetapi karena tidak ada metodenya menyebabkan interpretasi Alquran tidak akademis dan mudah berobah-obah antar pembuat opini Alquran sekalipun ayat nya sama.
  • Opini Alquran tidak dapat diuji konsistensinya. Untuk satu kasus, ya, tetapi pada kasus lainnya, tidak, tergantung siapa yang membuat opini. Berbeda dengan tafsir, sekalipun orang lain yang memakainya tetapi hasil ujinya tetap sama. Bahkan ahli tafsir yang memiliki perbedaan pendekatan sekalipun tetap memiliki korelasi dengan hasil tafsir yang berbeda metode.
Oleh sebab itu segala hujjah yang melegetimasi ayat Alquran tapi sebatas opini maka cukuplah dijadikan pengetahuan. Bukan sebagai ilmu untuk dasar pengamalan Alquran. Apalagi untuk menilai pemahaman, keyakinan, dan amaliyah orang lain.
Wallahu a’lam.

Kisah Rasulullah Tentang Sebuah Bahtera yang Berlubang


Sebuah bahtera hendak berlayar mengarungi lautan dalam. Penumpangnya telah berbaris, bersiap naik ke kapal yang megah. Kapal itu sangat besar hingga memiliki dua tingkat, satu di bagian bawah, dan satu lagi berada di atas.
Namun dua tingkat tersebut ternyata membawa masalah. Orang-orang berebut menjadi penumpang di bagian atas kapal.
Tentulah bagian atas kapal jauh lebih nyaman. Pemandangan laut terbentang luas. Gemuruh air terdengar jelas. Dan yang paling utama, di atas kapal orang-orang bisa menyentuh hangatnya air laut dan mengambilnya sesuka hati.
Untuk mengatasi berebutnya pembagian tempat duduk penumpang, dibuatlah sebuah undian. Seorang yang mendapat undian atas, maka ia berhak menjadi penumpang di lantai atas bahtera.
Adapun yang mendapat undian bawah, maka ia harus masuk ke bagian bawah kapal. Terbagilah dua jenis penumpang dari undian tersebut. Sebagian penumpang naik ke bagian atas, sementara sebagian lain masuk ke bagian bawah kapal.
Berangkatlah bahtera tersebut setelah semua penumpang naik. Tak ada masalah di jam-jam awal perjalanan. Semua penumpang menikmati perjalanan mengarungi samudra.
Namun beberapa saat kemudian, penumpang di bawah kapal membutuhkan air. Mereka pun mulai naik ke atas kapal untuk mengambil air. Satu penumpang, dua penumpang, makin banyak penumpang di bawah kapal yang membutuhkan air. Mereka berbondong-bondong ke bagian atas kapal. Mereka naik turun kapal hanya untuk mengambil air.
Penumpang di atas pun mulai terganggu. Kenyamanan mereka terusik dengan hilir mudik penumpang dari bawah kapal untuk mengambil air. Sementara penumpang di bawah kapal pun merasa tak enak hati karena dianggap mengganggu. Selain itu, mereka juga merasa kelelahan karena harus naik ke atas kapal acap kali membutuhkan air.
Semua penumpang di bagian bawah kapal pun berkumpul. Mereka membicarakan masalah yang dihadapi tentang kebutuhan air. Namun tak ada solusi kecuali harus naik ke atas kapal untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Mengingat perjalanan masih panjang dan mereka berada di tengah lautan.
Hingga sebuah usulan pun muncul. “Bagaimana jika kita buat sebuah lubang di kapal ini? Kita bisa mengambil air melalui lubang itu dan tak perlu lagi mondar-mandir naik ke atas kapal.”
Para penumpang riuh riang mendengar usulan tersebut. Mereka senang mendapatkan solusi tanpa tahu akibatnya. Yang mereka pikirkan hanyalah terpenuhinya kebutuhan sehingga lalai tak melihat kesalahan. Mereka semua pun sepakat mengeksekusi usulan tersebut. Yakni membuat sebuah lubang di bagian bawah kapal sebagai tempat untuk mengambil air. Allahu akbar!
Keriuhan penumpang bawah membuat penumpang atas mendengarnya. Mereka mendengar usulan gila tersebut dan melihat penumpang bawah benar-benar akan melubangi kapal.
Mereka tahu betul bahwa melubangi kapal adalah sebuah kesalahan. Namun mereka tutup mata dan telinga tak mau tahu urusan penumpang bawah. Mereka terbuai dengan kenyamanan di atas kapal dan tak peduli apa pun yang diperbuat penumpang bawah.
“Asalkan penumpang bawah tak mengganggu, biarkan saja mereka membuat kesalahan,” “Toh kesalahan itu dilakukan mereka dan bukan kita,” “Biarkan saja orang-orang bodoh itu,” “Mereka hanya ingin memenuhi kebutuhan hidup, jadi tak perlu lah disalahkan,” “Mereka yang salah, ngapain kita yang repot,” “Mereka yang berdosa dan bukan kita,” komentar demi komentar keluar dari penumpang atas kapal. Tak ada satu pun dari mereka yang bersedia mengingatkan penumpang bawah kapal.
Lalu saat penumpang bawah benar-benar membuat lubang, air laut spontan saja masuk ke dalam kapal melalui lubang tersebut. Begitu derasnya air masuk melalui lubang di bagian bawah kapal. Dengan cepat, kapal pun karam. Korban bukan hanya penumpang bawah kapal, namun juga penumpang di bagian atas kapal. Seluruh penumpang tenggelam dan binasa.
Kisah tersebut dijabarkan dari sebuah cerita perumpamaan yang disampaikan Rasulullah. Beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang menegakkan agama Allah dan orang yang melanggarnya seperti sekelompok orang yang diundi untuk naik kapal.
Sebagian mendapat undian di atas, sebagian lain di bawah. Orang di atas bebas mengambil air. Orang di bawah harus naik jika ingin mengambil air. Kemudian mereka sepakat untuk melubangi kapal. Jika yang di atas membiarkan orang di bawah melakukannya, mereka akan binasa. Jika dia raih tangan orang itu maka ia akan selamat dan (selamat pula) orang-orang yang bersamanya,” (HR. Al Bukhari, Ahmad, dan Tirmidzi).
Saat ini muslimin tengah mengarungi bahtera bersama. Seorang yang mengetahui ilmu, hendaklah memberikan peringatan kepada orang yang melakukan kesalahan. Inilah kisah yang sangat pas dalam menggambarkan pentingnya amar ma'ruf nahi munkar.
Jika orang saleh bersikap apatis pada dosa dan kesalahan orang lain, maka dampaknya akan ditimpa seluruh kaum muslimin.
Maka jangan heran saat negeri muslim tetap saja dilanda bencana alam, bencana ulah tangan, krisis keuangan, krisis pemimpin, kejahatan merajalela, kecelakaan terus melanda, dan keburukan-keburukan lainnya. Tanyakan pada diri, sudahkah melakukan amar ma’ruf nahi munkar?

Sabtu, 13 Oktober 2018

Inilah 5 Jendral Muslim Paling Ditakuti di Medan Perang


Sepanjang sejarah ini, tercatat ada beberapa jendral Muslim yang dikenal gagah dan hebat di medan pertempuran. Para jendral perang ini sangat ditakuti oleh kelompok musuh dan mereka siap mempertaruhkan nyawanya agar Islam bisa berkembang.

Tak hanya dikenal hebat, para jendral Muslim ini juga dikenal sebagai sosok pemimpin yang adil dan bijak. Mereka berperang bukan untuk mencari kekuasaan tapi murni atas perintah Allah untuk mempertahankan dan menyebarkan Islam. Untuk membuktikan kalau jendral Muslim dahulu hebat-hebat, buktinya Islam bisa ada sampai sekarang.

Inilah lima jendral Muslim paling hebat sepanjang sejarah yang sangat ditakuti di medan perang.


1. Abu Ubaidah bin al-Jarrah (583-639)

Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, Abu Ubaidah bin al-Jarrah merupakan salah satu panglima perang yang sangat tangguh di medan perang. Dia bahkan rela melawan ayahnya sendiri di medan perang demi membela Islam.
Abu Ubaidah sendiri mulai memeluk Islam setelah Abu Bakar pada tahun 611 Masehi. Ketika itu Islam sedang berada di bawah tekanan kaum Quraish yang terus berusaha menghancurkan Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad.
Salah satu perang besar yang pernah diikuti oleh Abu Ubaidah adalah Perang Badar di Mekah. Dalam perang ini, Abu Ubaidah harus rela melawan ayahnya sendiri yang berada di pihak kaum Quraish. Meskipun berat, dia tetap melawan ayahnya demi membela Islam.
Setelah Abu Bakar jadi khalifah, Abu Ubaidah dijadikan panglima perang untuk memimpin pasukan Muslim melawan pasukan Romawi. Di bawah kepemimpinannya yang hebat, pasukan Muslim berhasil mengalahkan pasukan Romawi yang dikenal memiliki tentara terbesar ketika itu. Abu Ubaidah meninggal karena sakit.

2. Khalid bin Walid (584-642)

Khalid bin Walid adalah panglima perang terhebat yang pernah dimiliki Islam pada masa peperangan dulu. Dia awalnya berasal dari kaum Quraish yang sangat membenci Islam dan berniat membunuh Nabi Muhammad.
Tetapi setelah melihat kebenaran Islam, Khalid pun berpindah haluan jadi seorang Muslim. Nabi Muhammad pun menjadikannya sebagai panglima perang yang berhasil menaklukan tanah Arab, Romawi dan Mesopotamia. Dia juga berhasil membawa kemenangan dalam perang di Ullais, Yamamah, Firaz, Walaja dan masih banyak lagi.

3. Sa’ad bin Abi Waqqash (595-674)

Saat berusia 17 tahun, Sa’ad bin Abi Waqqash sudah memeluk agama Islam dan dia juga merupakan salah satu sahabat Nabi yang paling penting. Dalam sejarahnya, dia dikenal sebagai pemanah legendaris yang sangat hebat di medan peperangan.
Sa’ad pernah memimpin perang antara kaum Muslim dengan Persia Majusi yang disebut Perang Qadisiyyah. Kala itu dia hanya memimpin pasukan Muslim yang berjumlah 3.000 orang, sementara Persia membawa lebih dari 100.000 pasukan. Namun atas izin Allah, pasukan Muslim berhasil mengalahkan pasukan Persia hingga mengubah keyakinan mereka jadi Islam sampai sekarang.

4. Thariq bin Ziyad (670-720)

Sebagian umat Muslim mungkin sudah tak asing lagi dengan nama Thariq? Ya, Thariq bin Ziyad adalah panglima perang yang memimpin pasukan Islam dinasti Umayah dalam melawan pasukan Visigoth di Andalusia, Spanyol.
Thariq memimpin pasukan Islam menyebrangi lautan untuk mengalahkan kerajaan yang dipimpin oleh Raja Roderick itu. Dia mengatur pasukannya di bukit yang bernama Gibraltar atau Jabal Thariq yang berarti gunung Thariq. Pertempuran besar itu pun kemudian dimenangkan oleh pasukan Islam.

5. Salahuddin Ayyubi (1138-1193)

Salahuddin Ayyubi atau lebih dikenal dengan nama Saladin merupakan sosok panglima perang Muslim yang terkenal dalam melawan pasukan Perang Salib. Di bawah kepemimpinannya, dia berhasil mengalahkan pasukan Salib dalam perang Hattin pada tahun 1187.
Selama kekuasannya, kesultanan Saladin meliputi wilayah yang sangat luas, termasuk Mesir, Suriah, Yaman, Hejaz dan Mesopotamia, serta sebagian wilayah di Afrika Utara.